Dahlia

Jumat, 16 Desember 2011

BETTER INFORMATION

REAL PEOPLES

”Real peoples”, adalah suatu masyarakat yang nyata. Masyarakat ini dikatakan nyata, karena segenap pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya sesuai dengan kebenaran yang nyata, yaitu kebenaran yang bersumber pada nilai-nilai Islam.

Seseorang yang berinteraksi dengan real peoples, dapat belajar tentang pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku masyarakat ini, yang selalu sesuai dengan nilai-nilai Islam. Apabila pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku seseorang belum mengarah pada ibadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin, maka interaksi orang tersebut dengan real peoples akan membantunya berikhtiar melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.

Allah SWT berfirman, ”Apabila telah datang pertolongan Allah, dan kemenangan; dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong; maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Maha Penerima Taubat” (QS.110:1-3).


Firman Allah SWT ini menggambarkan fenomena real peoples, yang terjadi pada suatu masa di akhir zaman; ketika kecerdasan kolektif manusia telah mampu membedakan antara Tuhan dengan yang bukan Tuhan.

Saat ini fenomena real peoples masih terhalang oleh adanya kesesatan, yang dipasarkan secara masif (besar-besaran) dan canggih, sehingga dapat memperdaya sebagian masyarakat. Berbekal kemewahan duniawi, sebagian masyarakat berhasil ditipu untuk mempertuhankan tuhan yang bukan Tuhan, yaitu sosok manusia yang dipertuhankan. Melalui rekayasa citra (image engineering) digelontorkanlah ke masyarakat, kisah sukses palsu orang-orang yang mempertuhankan tuhan yang bukan Tuhan.

Oleh karena itu, setiap manusia hendaknya berikhtiar dengan sungguh-sungguh agar tidak terpedaya oleh juru sesat yang gemar menyesatkan manusia. Ingatlah terus firman Allah SWT dalam QS. Al Ikhlas, atau QS.112:1-4.

Allah SWT berfirman, ”Katakanlah, ”Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatupun yang setara denganNya” (QS.112:1-4).

Melalui firmanNya ini, Allah SWT mengajarkan umat manusia, bahwa Tuhan itu Maha Esa; kalau ada tuhan yang tidak Maha Esa, maka tentulah itu bukan Tuhan. Tepatnya, sesuatu disebut Tuhan, hanya bila Ia Maha Esa. Sesuatu yang tidak Maha Esa, maka tentu ia tidak Maha Kuasa. Bagaimana mungkin sesuatu disebut Maha Kuasa jika ia berbagi kekuasaan.

Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS.112:1-4 diketahui bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Dia adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Berbekal prinsip ini, maka setiap manusia akan termotivasi untuk beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.

Selamat berikhtiar, semoga Allah SWT meridhai...

BETTER INFORMATION


FIGHTING POTENTIAL

Istilah “fighting potential” dapat dimaknai sebagai potensi kejuangan, atau kesanggupan berjuang. Kesanggupan ini harus diaktualisasikan atau diwujudkan menjadi perjuangan dalam hidup sehari-hari. Tepatnya, hari demi hari yang diisi dengan aktivitas perjuangan dalam beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin (bermanfaat optimal bagi alam semesta).

Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengikuti petunjuk, maka sesungguhnya petunjuk itu bagi dirinya. Dan barangsiapa yang tersesat, maka sesungguhnya kesesatan itu atas dirinya. Dan tidaklah seseorang akan memikul dosa orang lain. Dan Kami (Allah) tidak akan mengadzab hingga Kami utus Rasul terlebih dahulu” (QS.17:15).

Firman Allah SWT dalam QS.17:15 menunjukkan adanya dorongan Allah SWT pada manusia untuk berjuang. Tepatnya, manusia diarahkan oleh Allah SWT agar berjuang dengan sungguh-sungguh; untuk memperoleh petunjuk (nilai-nilai Islam), agar ia tidak tersesat. Allah SWT selanjutnya mengingatkan bahwa setiap pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku seseorang akan berdampak bagi orang tersebut. Dalam hal ini Allah SWT menggunakan kalimat, ” Tidaklah seseorang akan memikul dosa orang lain.”

Faktanya, banyak cara bagi seorang manusia untuk berjuang. Bagi mereka yang berada di wilayah perang melawan Barat (NATO dan Israel), seperti: Afghanistan, Iraq, dan Palestina; maka mereka wajib melakukan perjuangan bersenjata atau berperang.

Sementara itu, bagi mereka yang berada di wilayah damai, seperti Indonesia, Malaysia, dan lain-lain; maka mereka wajib berjuang dengan cara, antara lain:

Pertama, menggunakan kekuatan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang ada pada dirinya untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.

Kedua, membangun kecerdasan dan kemampuan memberikan informasi, sehingga berkesempatan membantu diri sendiri dan orang lain, dalam hal memahami pentingnya beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.

Ketiga, mengupayakan secara evolusioner terhentinya pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan tugas pokok manusia, sebagai hamba Allah SWT yang wajib beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.

Keempat, berikhtiar untuk terus menerus memperoleh keberhasilan dalam beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin. Target utama dari keberhasilan ini adalah ridha Allah SWT.

Selamat berjuang, semoga Allah SWT meridhai...

0 komentar:

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes